Rabu, 16 Agustus 2017

#NasihatDiri Untuk Insan Produktif - Review Buku

Terlahir menjadi manusia dalam keadaan miskin itu tidak masalah, namun jika meninggal masih dalam keadaan miskin (terlebih ilmu) sesungguhnya kita adalah manusia yang merugi. Semoga Allah senantiasa mudahkan kita untuk terus melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu. Menjadi manusia yang jauh lebih baik dari hari kemarin, dan terus istikamah menjalankannya.
Dalam langkah hijrah kita kerap kali jatuh dan bangun tanpa henti, tak lelah untuk bangun saat terjatuh, tak kalah pentingnya jiwa untuk terus meningkatkan kualitas diri agar saat kembali pulang masih dalam keadaan yang miskin. 
Saat pikiran mulai penuh dengan yang tak dapat teruraikan oleh ucapan, maka jalan terbaik adalah menuangkannya dengan tulisan. Dan saat hati mulai lelah maka perlu ada yang mengisi baik dari perkataan atau bacaan. Dengan menambah asupan bacaan tandanya kita sedang memperkaya diri, merubah dari miskin menjadi kaya.
Sama seperti hidup serupa dengan naik taksi. Dialog wajib pertama kali menutup pintu adalah tentang tujuan. Jika ia jelas sejak awal, tidak saja perjalanan kan berakhir sampai tujuan, namun juga menghemat waktu dan biaya. Akan tetapi, seseorang yang naik taksi tanpa tujuan tak hanya akan habis waktu dan uang, ia pun turun dengan kehampaan.
Saat hati hampa inilah waktu terbaik untuk mengingat semua yang terbaik dari-Nya. Dalam buku #NasihatDiri Untuk Insan Produktif ini banyak sekali hal sehari-hari yang kadamg kita lupa, dalam buku ini terdapat 70 nasihat yang menjadi pengingat agar terus mendekat pada kalam-Nya.
“Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada.” (Al-Hajj: 46)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar