Kamis, 17 Agustus 2017

C H O I C E

Dalam kehidupan ini akan selalu dihadapkan dengan yang namanya pilihan, semua pilihan itu bebas dipilih namun tidak semua konsekuensinya bisa bebas kita pilih.

Sebagai seorang yang besar dari hasil buah keringat berdagang makanan, aku memilih untuk meneruskan dan membesarkan lagi apa yang sudah dimulai oleh ibuku. Iya, sedari kecil aku sudah terbiasa dengan aroma pastel yang sudah matang dipagi hari, terbiasa dengan wangi ketan urap yang hangat dimakan dengan sambal kacang, wangi gosong dandang yang membuat seisi rumah heboh, haha. Buatku sudah biasa, suasana ini sudah aku rasakan semenjak aku masih duduk di sekolah dasar.
Masih hangat dalam ingatan bahwa beberapa tahun lalu saat aku masih kecil, sarapan pagiku adalah nasi hangat dengan satu buah pastel yang baru matang, lengkap dengan isian wortel dan kentang. Kala itu bisa menikmati sarapan pagi dan minum air teh hangat sudah nikmat tak terhingga. Dan hal yang sama juga menjadi kebiasaan adik dan tetangga pemilik rumah kontrakanku.
Pastel yang telah matang ini bukan hanya untuk sarapanku tapi juga dikirimkan ke kantin kantor Patra Kuningan yang dipesan oleh Ibu Haji tetangga yang memiliki kantin di sana, kini beliau masih baik dan dekat dengan keluarga kami seperti Ibu angkat untuk aku dan adik-adikku.
Pengalaman hiduplah yang menuntutku menjadi anak yang harus bergerak lebih, berlari lebih kencang dari anak sebaya lainnya. Pengalaman juga yang mengajarkanku betapa berartinya memiliki orang tua yang mau bekerja keras demi anaknya dapat mengenyam bangku sekolah hingga sekolah menengah kejuruan.
Ketika ada yang berkata "Wah, kok kamu keren ya". Hal itu bukan karena awalnya aku yang memulai, tetapi karena keadaan yang mengajak aku untuk berlari. Namun itulah pilihan yang aku ambil. Bekerja, berdagang, melanjutkan kuliah bukanah hal mudah untuk dijalankan, namun ada tujuan besar yang mau aku capai. Demi tercapainya tujuan itu aku harus dengan senang hati menjalankannya.
Jikalau tidak rasanya aku tak akan sanggup untuk menjalankan semuanya, dan jika bukan kuasa-Nya dan kehendak-Nya aku pun tak akan pernah bisa menikmati manisnya proses kehidupan ini.
"Kok kamu ngga ada capeknya sih, Ma?". Siapa bilang? Capek itu pasti tapi rasa capek aku seketika hilang ketika mendengar kepuasan dari pelanggan, dan yang membuat aku capeknya tidak hilang saat dimana aku tidak berhasil menyelesaikan pesanan dengan baik.
Berat, sudah jelas. Terlebih membesarkannya dimulai dari minus, tidak mengetahui ilmunya sama sekali, harus bergerak cepat kesana sini untuk mendapatkan banyak ilmu dan bisa terus fight. Terus bergerak untuk menyiapkan amunisi untuk berlari. Waktu, pikiran, biaya, sudah pasti, tinggal bagaimana kita mau menyikapinya.
Apa yang aku rasakan belum ada seujung kuku para pejuang hebat di luar sana, banyak sekali yang jauh besar pengorbanannya dan terbukti mereka dapat berhasil untuk mencapai impian dan mimpi mereka.
Jadi, selagi muda masih dibawah 30thn tidak ada kata lelah untuk terus berjuang, untuk terus menjalankan hidup. Untuk terus meraih impian sebagai seorang pebisnis kuliner yang ilmunya bermanfaat untuk banyak orang. Insyaallah lelahnya bisa jadi pemberat timbangan amal di sana kelak. Aamiin.
Pesanan Nasi Box yang dibuat oleh saya dan tim

Melalui sekotak demi sekotak kue dalam dus inilah perjalanan akan dimulai, perjalanan panjang yang akan membawa pada sebuah tujuan yang sudah dicanangkan sejak tiga tahun lalu. Siapkan nafas panjang dan tenaga lebih kuat untuk terus berjuang. Jika berhenti disini, musnahlah sudah semua jalan untuk menuju tujuan hidup.
Banyak sekali anak muda diluar sana yang masih muda dan sukses. Dan banyak juga dari anak yang tidak memiliki keluarga yang utuh pun banyak yang sukses, so kamu yang tidak memiliki keluarga lengkap percayalah dengan apa yang kamu miliki, bersyukur dan terus menambah ilmu pada diri agar bisa Rise Above The Crowd.
Jangan pernah hiraukan apa yang mereka katakan tentang kita, jika baik ambil sebagai nasihat, jika buruk buang jauh-jauh. So, keep fighting ya Bro, Sis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar